Rabu, 18 November 2009

Kata "matematika" berasal dari kataμ¬θημα(máthema) dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga μαθηματικÌς (mathematikós) yang diartikan sebagai "suka belajar".

Matematika, menurut catatan sejarah, telah lahir sejak jaman Mesir Kuno, kira-kira lima ribu tahun yang lalu. Sekitar empat ribu tahun yang lampau, bangsa Babilonia telah menggunakan geometri sebagai basis perhitungan astronomis, sementara bangsa Mesir telah mengenal ‘tripel Pythagoras’ dan menggunakannya untuk membuat sudut siku. Tiga ribuan tahun yang lalu sifat-sifat segitiga siku-siku juga telah dikenal oleh bangsa Cina.

Namun, bangsa Yunani Kuno-lah yang telah mengembangkan matematika secara sistematis sebagai ilmu sejak dua ribu lima ratusan tahun yang lalu. Dalil pertama tentang segitiga siku-siku dalam lingkaran dibuktikan oleh Thales (625-547 SM), dan dalil tentang ketiga sisi segitiga siku-siku yang dipelajari di sekolah hingga sekarang ini dibuktikan oleh Pythagoras (580-496 SM). Matematikawan Yunani Kuno lainnya yang terkenal melalui karyanya adalah Eudoxus (405-355 SM), Euclid (330-275 SM), Archimedes (287-212 SM), dan Hipparcus (147-127+ SM). Euclid, khususnya, menulis lima belas jilid buku geometri berjudul Elements, yang menjadi standar buku matematika hingga sekarang. Sementara itu Archimedes menulis buku The Method dan terkenal dengan teriakannya Eureka! [lihat A.D. Aczel, 1996].


Menurut The Timetables of History [B. Grun, 1963], buku pertama tentang aljabar ditulis oleh Diophantus dari Alexandria pada tahun 250-an. Sekitar tahun 595, bilangandesimal telah dikenal di India. Pada tahun 630-an, matematikawan India Brahmagupta (598-665+) telah mengenal konsep bilangan negatif dan nol serta mengembangkan metode untuk menyelesaikan persamaan kuadrat. Pada tahun 750, matematika dikembangkan di Spanyol Arab dan karya Euclid Elements diterjemahkan ke bahasa Arab. Pada tahun 820-an, matematikawan Persia Muhammad Ibnu Musa al Khowarizmi

(780-850) menulis buku Al Jabr Wa’l Muqabalah yang memperkenalkan istilah ‘aljabar’. Notasi aritmetika yang kita kenal sekarang ini dibawa ke Eropa oleh bangsa Arab pada tahun 975. Selama abad pertengahan, tidak banyak perkembangan dalam matematika, kecuali pengenalan lambang bilangan Arab di Eropa oleh Fibonacci (1170-1250) dalam Liber Abaci pada 1202. Namun demikian, sejumlah universitas didirikan di Eropa pada masa itu. Matematika mulai dipelajari kembali secara intensif pada jaman Renaissance di Eropa, sekitar abad ke-17. Beberapa matematikawan masa itu yang terkenal melalui karyanya adalah René Descartes (1596-1650), Pierre de Fermat (1601-1665), Isaac Newton (1643- 1727), Gottfried von Leibniz (1646-1716), Jacob Bernoulli (1654-1705), Johann Bernoulli (1667-1748), Daniel Bernoulli (1700-1782),


Leonhard Euler (1707-1783), Jean Le Rond d’Alembert (1717-1783), Pierre Simon Laplace (1749-1827), Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830), dan Karl Friedrich Gauss (1777-1855). Dalam kata pengantarnya untuk buku Mathematics: From the Birth of Numbers [J. Gullberg, 1997], P. Hilton menyatakan bahwa matematika lahir dan berkembang karena adanya keinginan manusia untuk “mensistematisasikan pengalaman hidupnya, menatanya dan membuatnya mudah dimengerti, supaya dapat meramalkan dan - bila memungkinkan - mengendalikan peristiwa yang akan terjadi pada masa depan.” Bila naluri engineers adalah merekayasa alam dan naluri scientists adalah memahami alam dan mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi, maka naluri matematikawan adalah menstrukturkan proses pemahaman tersebut dengan mencari kesamaan pola di antara berbagai fenomena [I. Stewart, 1995]. Hingga sekarang, cabang-cabang utama matematika, di antaranya logika, kombinatorika, aljabar, teori bilangan, geometri, analisis, teori peluang, statistika, analisis numerik, matematika komputasi, teori kontrol, optimisasi, fisika matematik, dan biologi matematika, telah berkembang jauh dan banyak diaplikasikan dalam bidang lainnya, terutama dalam bidang-bidang yang memerlukan analisis kuantitatif seperti sains, engineering, ekonomi, dan kedokteran.

Aplikasi matematika di dunia industri dapat dijumpai dalam sektor manufacturing, desain produk, pengelolaan lingkungan, dan sains informasi (khususnya bio-informatics) [Society for Industrial and Applied Mathematics, 1996]. Dibandingkan dengan keadaan di negara lain, pengembangan dan pemanfaatan matematika di Indonesia jauh tertinggal. Matematika mulai ditekuni oleh bangsa Indonesia pada abad 20. Doktor matematika pertama dari Indonesia adalah Dr. G.S.S.J. Ratu Langie (alm.), atau lebih dikenal sebagai Dr. Sam Ratulangi, yang meraih gelar doktornya pada 1919 dari University of Zürich, dengan disertasinya yang berjudul Kurven-Systeme in vollständigen Figuren. Hampir 40 tahun kemudian, Profesor Handali mendapat gelar doktornya dari FIPIA-ITB pada 1957, dengan disertasinya yang berjudul On the Zeros of Polynomials of the Form βf(z) – zf’(z). Pada 1959, Profesor Moedomo (alm.) meraih gelar doktornya dari University of Illinois, dengan disertasinya yang berjudul A Representation Theory for the Laplace Transform of Vector-Valued Functions. Paper pertama karya putra Indonesia, yang terekam di Mathematical Reviews (American Mathematical Society), adalah paper Moedomo dan J.J. Uhl Jr. “Radon-Nikodym theorems for the Bochner and Pettis integrals”, yang dipublikasikan di Pacific Journal of Mathematics pada 1971.

1 komentar:

macienader mengatakan...

Casino Table Games - Blackjack - CasinoBoardTables
Blackjack Blackjack is an exciting 토토커뮤니티 game in which you're dealt two cards 블랙잭 룰 in a row and then using 토큰 룰렛 the hand 벳 이스트 of each player to play a 슬롯사이트 card. This variation has been

Posting Komentar